Dobo'(RadarAruNews)-Pendampingan pastoral di Indonesia sedang terus dikembangkan bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pengetahuan tentang pastoralia diupayakan untuk dibicarakan, didiskusikan, dibaca, ditulis, dan dipraktikkan secara aktif dan intens, terutama di lingkungan gereja. Melalui berbagai pelatihan pastoralia sedemikian dapat menciptakan kapasitas yang mumpuni secara intelektual dan praksis, serta kecintaan Majelis Jemaat (MJ) setempat dalam bidang ilmu pastoral, khususnya pendampingan pastoral.
Selain keterampilan pastoralia yang terlatih dapat memperkuat kapasitas dan semangat pelayanan di lingkup pelayanan gereja, keakuratan pengetahuan pastoralia yang disampaikan juga dapat diperhatikan, dipaparkan, dan disumbangkan secara ilmiah bagi kalangan tersebut yang juga berguna bagi suatu kemajuan SDM bangsa Indonesia.
Mempelajari ilmu pastoral, khususnya pendampingan pastoral, mendorong MJ GPM Nehemia untuk menghayati prinsip dan kesadaran keberakaran pada Allah-para pelayan-umat, yang sekaligus mengintegrasikan ilmu teologia dan ilmu psikologi secara kritis dalam perspektif Kristen. Dengan demikian, kemanusiaan dihargai dengan proses pelayanan yang tepat dan berorientasi pada perbaikan kualitas hidup umat, baik di masa kini maupun masa yang akan datang, sebagaimana iman Kristen, baik bagi pengembangan kapasitas mereka, dunia pendidikan pastoral, maupun bangsa Indonesia.
Adapun karakteristik utama pastoralia yang tidak dapat diabaikan, yakni: (1) pendampingan pastoral merupakan sebuah pengungkapan kepedulian manusia melalui berbagai aktivitas; (2) para pendamping pastoral mengakui transendensi; (3) pendampingan pastoral memerlukan beragam bentuk komunikasi; (4) motivasinya adalah kasih; serta (5) pendampingan pastoral bertujuan untuk pencegahan dan pengembangan individu, komunitas iman, dan masyarakat. Melalui pelatihan pendampingan pastoral ini, pendampingan pastoral dapat diupayakan disampaikan dengan berpedoman pada standar ilmiah tetapi disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat luas. Oleh sebab itu, dengan memperhatikan persoalan-persoalan yang dialami oleh para penyandang disabilitas, pola pendampingan pastoral terhadap mereka selama ini, pencarian sumber-sumber teologi dan psikologi yang menolong, dan pemahaman praktis pendampingan pastoral, pendampingan pastoral yang dilakukan kelak memenuhi kaidah dan etika keilmuan pastoral, khususnya pendampingan pastoral.
Jemaat GPM Nehemia memiliki potensi sumber daya manusia yakni MJ yang mampu memahami dan mengembangkan pendampingan pastoral. Namun, pendampingan pastoral dipandang masih langka di kalangan MJ setempat.
Belum ada pelatihan dan praktik yang sistematis dari bentuk pendampingan pastoral sedemikian di tempat pelaksanaan kegiatan PKM ini. Oleh karena itu, pelatihan pendampingan pastoral perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kapasitas intelektual dan praksis pendampingan pastoral dalam ilmu pastoral dari MJ setempat dan nantinya berkontribusi pada kecintaan terhadap pelayanan dan pendampingan pastoral bagi para penyandang disabilitas.
Untuk itu program PKM ini dilakukan atas kesepakatan antara mitra, yakni: Jemaat GPM Nehemia dengan pengusul yang terdiri atas Dosen dan Mahasiswa sebagai TIM PKM UKIM, yakni: Dr. Rouli Retta Trifena Sinaga, M.Si., Dr. Johan Robert Saimima, M.A., Stephanie Aldora Leasa, Maxel Mario Ririhena, dan Johozua Philipus Malko.
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 24 Mei 2025 di Jemaat GPM Nehemia. Kegiatan PKM ini dihadiri oleh 40 pelayan dari Jemaat GPM Nehemia.
Mereka adalah representasi dari beberapa sektor pelayanan dan pelayanan kategorial yang ada di Jemaat GPM Nehemia.
Dr. Rouli Retta Trifena Sinaga, M.A. dalam arahannya membuka kegiatan “Pelatihan Pendampingan Pastoral terhadap Para Penyandang Disabilitas bagi MJ GPM Nehemia” menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang terjalin, sehingga kegiatan PKM ini dapat berlangsung dan diharapkan dapat membantu para pelayan yang hadir untuk melakukan pendampingan pastoral terhadap para penyandang disabilitas di gereja setempat secara optimal.
Selain itu, W. J. Liklikwatil, KMJ GPM Nehemia, juga memberi arahan kegiatan PKM ini, sekaligus ia mengajak para pelayan Jemaat GPM Nehemia yang hadir dalam kegiatan tersebut, untuk memanfaatkan kesempatan ini guna mendalami ilmu pastoral, khususnya pendampingan pastoral. Dalam arahannya beliau pun menegaskan bahwa para pelayan Jemaat GPM Nehemia perlu melatih diri secara serius untuk melakukan pendampingan pastoral bagi para penyandang disabilitas setempat.
Kegiatan ini pun tercapai lewat keterlibatan para pelayan Jemaat GPM Nehemia dan Tim PKM, yang turut mengarahkan dan melatih para pelayan setempat sebagai para peserta kegiatan PKM, untuk mempelajari ilmu pastoral, terutama dalam melakukan pendampingan pastoral.
Dalam rangka mencapai tujuan sedemikian, beberapa pendekatan dilakukan dalam kegiatan, yaitu: (1) memberi materi pelatihan pendampingan pastoral terhadap para penyandang disabilitas setempat; serta (2) mengadakan evaluasi kegiatan pendampingan pastoral terhadap para penyandang disabilitas setempat melalui pengisian Pre-Test dan Post-Test.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahapan: persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi dan pelaporan. Beberapa luaran PKM ini, yakni: (1) kegiatan pemberdayaan para pelayan Jemaat GPM Nehemia untuk mempelajari bagaimana melakukan pendampingan pastoral terhadap para penyandang disabilitas, dan (2) publikasi ilmiah berupa video kegiatan dalam bentuk youtube, jurnal PKM, dan media massa elektronik.
Selanjutnya, kegiatan ini diakhiri dengan pemberian ucapan terima kasih dari Tim PKM, kepada mitra yakni Jemaat GPM Nehemia, juga pemberian ucapan terima kasih dari KMJ GPM Nehemia kepada Tim PKM, serta foto bersama dengan KMJ GPM Nehemia dan peserta PKM.
(H.L)
Social Footer